Selasa, 25 Oktober 2016

KUNJUNGAN DIREKTUR JENDRAL KEMENTRIAN LUAR NEGRI RI BERSAMA 33 DUTA BANGSA KE BALI BINA INSANI





Bapak H. Al Binsyar Basnur selaku Direktur Diplomasi Publik Kementrian Luar Negri Republik Indonesia pada tanggal 22 September yang lalu bersama bapak H Salim Syamlan Kepala Seksi Pondok Pesantren Kementrian Agama Wilayah Provinsi Bali menunjau eksistensi Pondok Pesantren Bali Bina Insani. Beliau yang pernah bertugas keliling dunia hingga Amerika, namun sangat bersahaja dikarenakan beliau lahir dalam keluarga yang taat beragama bahkan sebagai pejuang pendidikan di salah satu sudut pulau Sumatera. Kehidupan di Amerika, Eropa tidak membuat beliau silau akan gemerlap dunia. Saat tur de pondok, beliau dipertemukan dengan Ibu Ni Made Suardani selaku Wakil Kepala bidang Sarana Prasarana yang Hindu dan bertugas di MTs Bali Bina Insani yang berada di lingkungan Pondok Pesantren sangatlah terpesona dan takzim.
   
Melihat keberagaman tersebut beliau melaporkan kepada Ibu Mentri yang kemudian menugaskan Ibu Direktur Jendral Informasi dan Diplomasi Publik didampingi tiga direktur lainnya mengunjungi Pondok Pesantren, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Bali Bina Insani. Kementrian Agama Provinsi Bali diwakili oleh Bapak H Saifuddin mengiringi. Adapun bapak Kepala Seksi Pendidikan Islam Kantor Kementrian Agama Kabupaten Tabanan, bapak Arief Dipa Sanjaya yang sedang bertugas melaksanakan workshop penguatan data anggaran di kantor berbagi tugas dan skedul dengan bapak Kasi Sistem Informasi kanwil Kemenag, H Husnul. Didampingi Yuli Saiful Bahri bapak Arief Dipa Sanjaya meluncur ke Pondok Pesantren Bali Bina Insani di desa Meliling. Tak lama kemudian tamu berdatangan dari Kementrian Luar Negri RI sejumlah 12 personil berikut Ibu Dirjen. Ayahanda H Ktut Djamal, selaku Direktur Pondok Pesantren sudah menantikan kehadiran. Dialog yang sangat hangat dan penuh keterkejutan atas konsep tasamuh keberagaman yang dilaksanakan oleh manajemen Pondok Pesantren Bali Bina Insani. Bukan hanya akulturasi budaya dengan adanya proses kegiatan belajar mengajar muatan lokalnya seperti bahasa Bali, Seni Budaya Bali termasuk ekstra tari Bali, namun kerjasama yang saling mendukung sangat terlihat, di antara pendidik di Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah Bali Bina Insani. Bahkan di Pondok Pesantrennya. Informasi akan adanya 13 guru Hindu di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, sangat menunjukkan pluralisme yang cantik. Tenaga pengaman pondok pesantren Bli I Wayan Sukarta, pengemudi Pimpinan Bli I Nyoman Arya. Pertemuan resmi kunjungan dilakukan di Masjid Harjo Quba. Penata acara adalah Balqis La Tandro santriwati asal Makasar kelas delapan, tilawah dilantunkan oleh Dinar santriwati asal Denpasar kelas delapan, tari Bali Sekar Jagat ditampilkan oleh lima santri kelas sembilan salah satunya adalah Chairil Indah Chayaning asal Probolinggo kelas sembilan.  Sambutan berbahasa Inggris disampaikan oleh Adelina Ilhamy Putri santriwati asal Banyuwangi kelas sebelas dan sambutan berbahasa Arab disampaikan oleh Oka Wahyu Sabaruddin asal dari Jembrana kelas sepuluh. Semakin mempesonakan rombongan. Pra acara, tim drumband Madrasah Tsanawiyah menggebrak nuansa pondok, sehingga para tamu sibuk mengabadikan penampilan para santri. Tim Al Banjary Madrasah Aliyah pun meramaikan suasana mengawali pembukaan acara. Dalam sambutannya, Ayahanda H Ktut Djamal menyampaikan pendidikan pluralisme yang ditampilkan adalah jerih payah dari para dewan guru yang jumlahnya sangat tidak berimbang dengan jumlah santri. Santri sejumlah 330 anak dan guru sejumlah 30 guru madrasah dan 11 guru mukim pondok pesantren. Namun ini baru sebagian kecil yang kami lakukan, bila Kementrian Luar Negri akan berkunjung kembali bersama para duta bangsa lainnya kami akan suguhkan yang lebih banyak lagi. Ibu Duta Besar Hj. Esti Handayani menyampaikan, bahwa pada tanggal 9  Desember 2016 yang akan datang, Kementrian Luar Negri RI akan melaksanakan program konferensi internasional Bali Democracy Forum dengan mengusung tema Religion, Democracy and Pluralisme. Sasaran kunjungan bila disepakati nantinya adalah pluralisme di Pondok Pesantren Bali Bina Insani yang akan mengikuti pertemuan adalah kurang lebih 130 peserta dari 33 negara.
 
Pertemuan ditutup dengan lantunan solawat dan bersalaman. Para santri pun sangat menikmati kujungan sebagai bentuk pencerahan. Semoga kebaikan semakin dapat diwujudkan oleh para santri, dewan guru dan para pengurus baik pengurus yayasan maupun pengurus pondok pesantren. Di sisi lain semoga Allah memudahkan rencana kunjungan internasional tersebut dan menjadikannya sebagai keberkahan untuk Bali dan Indonesia.


By Yusaba

GEBYAR MILAD NKRI KE 71 & MTs BALI BINA INSANI KE 19





9 Agustus 1997 yang lalu MTs Bali Bina Insani didirikan dan diresmikan. Alhamdulillah dengan ridlo dan barokah Allah swt, Ayahanda Drs H Ktut Djamal, MM demikian kami memanggil pimpinan pondok pesantren kami menjelaskan sejarah madrasah kami. Kepala madrasah pada awalnya adalah Bunda Hj Eti Supriaty BA (istri Ayahanda H Ktut Djamal), yang dilanjutkan oleh bapak Haris Budi Santosa, SPd, MPd kemudian ibu Isdamayni, SPd, kemudian bapak Gufron Nurfat, S.Pd.I dianjutkan oleh Mujiono Eko Susanto, S.Pd dan periode 2012-sekarang dipimpin oleh Yuli Saiful Bahri,S.Pd.I.

Perjalanan panjang ditorehkan dalam kisah nyata. Prestasi pun diraih dari perlombaan tingkat kabupaten hingga tingkat nasional di antaranya adalah lada tahun 2012 Banu Muhammad Al-Kindy meraih juara pidato bahasa Inggris di Wisma Pondok Gede Jakarta, dan Wulan meraih kejuaraan di bidang bela diri kelas c putri di Sulawesi tahun 2014.

Evaluasi dilakukan secara kontinyu,akan tetapi ternyata ada satu hal yang kurang,yaitu kegiatan evaluasi diri dengan proes tadzkiroh usia. Selama ini belum pernah dilaksanakan. Oleh karena itu, di tahun 2016 ini ketika usia memasuki tahun ke 19 kami mencoba tradisi baru, yaitu GEBYAR MILAD dan karena berdekatan dengan peringatan hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia ke71, maka disatukanlah kedua even tersebut. Lomba yang digelar yaitu; tahfidzul qur'an, cerdas cermat madrasah, himne dan mars madrasah, puisi madrasah, fashion pahlawan, lagu daerah, bakiak race, water hit, mystery box, membuat logo OSIS MTs, hiasan logo MTs, karya tulis ilmiah sederhana tema MTs Bali Bina Insani, lomba rias kelas, Hullahop, karung race.

Di hari jadi bangsa dan negara kita Indonesia yang ke 71, dimeriahkan dengan pelbagai aktifitas seperti upacara bendera yang dihadiri oleh Pengurus Yayasan La-Royba, Mudirul Ma’had, Bunda Nyai Hj Eti Supriaty, BA, S.Pd.I, serta tamu pengacara dari Jakarta IBM Andika Supriatman, S.Sy dan para Alumni yang dipimpin oleh Ketua Ikatan Keluarga La-Royba, Ari Wijayanto, selain seluruh manajemen unit pelaksana teknis Yayasan dari TPQ, Madrasah Diniyah, Panti Asuhan Pondok Yatama La-Royba M. Mahfuz, S.Sos.I, berikut manajemen Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah dan seluruh dewan guru dan stafnya.

Upacara berlangsung tepat pukul 08.45 wita dan yang menjadi inspektur upacara adalah Yuli Saiful Bahri, S.Pd.I (Kepala Madrasah Tsnawiyah Bali Bina Insani. Pesan beliau adalah para pahlawan pendahulu kita adalah panutan yang harus kita warisi seluruh gelora perjuangannya, keihlasannya, dharma bhaktinya, daya surviv-nya dalam mempertahankan kemerdekaan kita secara hakiki dan holistik. Mengapa, karena bangsa kita masih terjajah secara ekonomi, secara pendidikan, secara ideologi, secara teknologi, informasi dan hampir semua lini kehidupan kita terjajah dalam imperialisme baru dunia. Apabila kita terlena dengan segala fasilitas yang ada, maka kita akan semakin terkungkung dalam penjajahan modern. Sedangkan kita adalah generasi muda bangsa Indonesia, kita adalah santri Madrasah, kita adalah santri Pondok Pesantren, yang sudah menujukkan perjuangannya bahkan sebelum adanya negera ini. Para ulama yang membangun pondok pesantren di seantero Nusantara sudah memperjuangakan bangsa ini semenjak awal Belanda masuk.

Drumband memeriahkan dan mensahdukan suasana upacara. Foto bersama dilakukan setelah upacara berlangsung. Semoga semakin berkah dan berprestasi di hadapan Allah

By Yusaba