Bapak H. Al Binsyar
Basnur selaku Direktur Diplomasi Publik Kementrian Luar Negri Republik
Indonesia pada tanggal 22 September yang lalu bersama bapak H Salim Syamlan
Kepala Seksi Pondok Pesantren Kementrian Agama Wilayah Provinsi Bali menunjau
eksistensi Pondok Pesantren Bali Bina Insani. Beliau yang pernah bertugas
keliling dunia hingga Amerika, namun sangat bersahaja dikarenakan beliau lahir
dalam keluarga yang taat beragama bahkan sebagai pejuang pendidikan di salah
satu sudut pulau Sumatera. Kehidupan di Amerika, Eropa tidak membuat beliau
silau akan gemerlap dunia. Saat tur de pondok, beliau dipertemukan dengan Ibu
Ni Made Suardani selaku Wakil Kepala bidang Sarana Prasarana yang Hindu dan
bertugas di MTs Bali Bina Insani yang berada di lingkungan Pondok Pesantren
sangatlah terpesona dan takzim.
Melihat keberagaman tersebut
beliau melaporkan kepada Ibu Mentri yang kemudian menugaskan Ibu Direktur
Jendral Informasi dan Diplomasi Publik didampingi tiga direktur lainnya
mengunjungi Pondok Pesantren, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Bali Bina
Insani. Kementrian Agama Provinsi Bali diwakili oleh Bapak H Saifuddin
mengiringi. Adapun bapak Kepala Seksi Pendidikan Islam Kantor Kementrian Agama
Kabupaten Tabanan, bapak Arief Dipa Sanjaya yang sedang bertugas melaksanakan
workshop penguatan data anggaran di kantor berbagi tugas dan skedul dengan
bapak Kasi Sistem Informasi kanwil Kemenag, H Husnul. Didampingi Yuli Saiful
Bahri bapak Arief Dipa Sanjaya meluncur ke Pondok Pesantren Bali Bina Insani di
desa Meliling. Tak lama kemudian tamu berdatangan dari Kementrian Luar Negri RI
sejumlah 12 personil berikut Ibu Dirjen. Ayahanda H Ktut Djamal, selaku
Direktur Pondok Pesantren sudah menantikan kehadiran. Dialog yang sangat hangat
dan penuh keterkejutan atas konsep tasamuh keberagaman yang dilaksanakan oleh
manajemen Pondok Pesantren Bali Bina Insani. Bukan hanya akulturasi budaya
dengan adanya proses kegiatan belajar mengajar muatan lokalnya seperti bahasa
Bali, Seni Budaya Bali termasuk ekstra tari Bali, namun kerjasama yang saling
mendukung sangat terlihat, di antara pendidik di Madrasah Tsanawiyah, Madrasah
Aliyah Bali Bina Insani. Bahkan di Pondok Pesantrennya. Informasi akan adanya
13 guru Hindu di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, sangat menunjukkan
pluralisme yang cantik. Tenaga pengaman pondok pesantren Bli I Wayan Sukarta,
pengemudi Pimpinan Bli I Nyoman Arya. Pertemuan resmi kunjungan dilakukan di
Masjid Harjo Quba. Penata acara adalah Balqis La Tandro santriwati asal Makasar
kelas delapan, tilawah dilantunkan oleh Dinar santriwati asal Denpasar kelas
delapan, tari Bali Sekar Jagat ditampilkan oleh lima santri kelas sembilan
salah satunya adalah Chairil Indah Chayaning asal Probolinggo kelas sembilan. Sambutan berbahasa Inggris disampaikan oleh
Adelina Ilhamy Putri santriwati asal Banyuwangi kelas sebelas dan sambutan
berbahasa Arab disampaikan oleh Oka Wahyu Sabaruddin asal dari Jembrana kelas
sepuluh. Semakin mempesonakan rombongan. Pra acara, tim drumband Madrasah
Tsanawiyah menggebrak nuansa pondok, sehingga para tamu sibuk mengabadikan
penampilan para santri. Tim Al Banjary Madrasah Aliyah pun meramaikan suasana
mengawali pembukaan acara. Dalam sambutannya, Ayahanda H Ktut Djamal
menyampaikan pendidikan pluralisme yang ditampilkan adalah jerih payah dari
para dewan guru yang jumlahnya sangat tidak berimbang dengan jumlah santri.
Santri sejumlah 330 anak dan guru sejumlah 30 guru madrasah dan 11 guru mukim
pondok pesantren. Namun ini baru sebagian kecil yang kami lakukan, bila
Kementrian Luar Negri akan berkunjung kembali bersama para duta bangsa lainnya
kami akan suguhkan yang lebih banyak lagi. Ibu Duta Besar Hj. Esti Handayani
menyampaikan, bahwa pada tanggal 9 Desember
2016 yang akan datang, Kementrian Luar Negri RI akan melaksanakan program
konferensi internasional Bali Democracy Forum dengan mengusung tema Religion,
Democracy and Pluralisme. Sasaran kunjungan bila disepakati nantinya adalah
pluralisme di Pondok Pesantren Bali Bina Insani yang akan mengikuti pertemuan
adalah kurang lebih 130 peserta dari 33 negara.
Pertemuan ditutup dengan
lantunan solawat dan bersalaman. Para santri pun sangat menikmati kujungan
sebagai bentuk pencerahan. Semoga kebaikan semakin dapat
diwujudkan oleh para santri, dewan guru dan para pengurus baik pengurus yayasan
maupun pengurus pondok pesantren. Di sisi lain semoga Allah memudahkan rencana
kunjungan internasional tersebut dan menjadikannya sebagai keberkahan untuk
Bali dan Indonesia.
By
Yusaba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar